Jumat, 22 Juli 2016

RITUAL NGAJI MAKAM /NGAJI GUBUK DI BAYAN




RITUAL NGAJI MAKAM/NGAJI GUBUK DI BAYAN

Ngaji Makam / Ngaji Gubuk di Bayan adalah sebuah prosesi adat yang di lakukan sekali dalam satu tahun, di rumah Penunggu dalam mulai dari Kampu Bayan Timur, Kampu Bayan Barat, Kampu Kiyai Penghulu/Bayan, Kampu Karang Salah/Bayan, Kampu Pembekel Loloan/Loloan, Kampu Kiyai Lebe Karang Bajo dan Kampu mak lokak Gantungan Rombong Karang Bajo.



Wilayah adat Bayan dalam melaksanakan ritual adatnya terbagi menjadi 4 kepembeklan, mulai dari Pembekel Belek Bayan Timur Desa Bayan, Pembekel Belek Bayan Barat/Desa Bayan, Pembekel belek Loloan/Desa Loloan dan Pembekel Belek Karang Bajo/Desa Karang Bajo, sedangkan wilayah kerjanya dalam sejarah dulunya sebelah timur sampai tal baluk yaitu di Desa Obel Obel Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur dan batas baratnya di Desa malaka Kecamatan Pemenang Barat Kabupaten Lombok Utara,




Tujuan Ritual Ngaji Makam/ Ngaji gubuk itu di laksanakan oleh para penunggu bersama jama’ah adat adalah agar masyarakat adat bisa melakukan proses acara mengkurisan atau hitanan di rumahnya masing-masing, contoh kalau masyarakat adat wet kepembekelan Karang Bajo mau mengadakan acara ngurisan/ cukur rambut anaknya sebelum proses ngaji gubuk maka acara ngurisan tidak bisa dilaksankan atau di tunda menunggu di laksanakannya ngaji gubuk.




Proses acara ngaji makam/ ngaji gubuk di laksanakan ada yang dalam waktu yang bersamaan dan ada yang waktunya berbeda tergantung persiapan dari penunggu Rumah dalam kampu, biasanya pada bulan Rajab, banyak hal yang di persiapkan sebelum acara ngaji makam mulai dari tersdianya kambing, ayam, Kayu bakar, Kelapa, beras, sayur sayuran dan bumbu bumbuannya.




Sebelum Penentuan waktunya di lakukan acara ngaji makam / ngaji gubuk terlebih dahulu penunggu mencari diwasa/ hari bagus, biasanya acar itu di mulai dari hari kamis pra acara dan hari jum’at puncak acaranya, karena sebelum acara ngaji gubuk terlebih dahulu penunggu rumah dalam kampu itu member tahukan kepada warga di wilayah kembekelannya sebulan waktunya agar siap siap, sehingga begitu tiba waktunya masyarakat adat tersebut berkumpul masing masing membawa perlengkapan tergangung najarnya.




Masyarakat adat yang pulang untuk mengikuti acara ngaji makam ini dengan membawa najar berpariasi artinya orang tersebut dulu pernah berniat Jika dirinya atau keluarganya sembuh dari penyakit tertentu maka dia akan membawa satu ekor kambing ke gubuk Kampu Karang Bajo pada acara ngaji gubuk, maka dia akan dating ke kampu itu dengan membawa kambing. Ada juga yang pulang untuk melakukan acara ngaji gubuk untuk minta petanggah/ artinya dia tidak bisa menyiapkan najarnya pada waktu itu dia minta di tangguhkan ke acara ngaji gubuk tahun depan.




Persiapan yang dilakukan pada hari kamis sore itu adalah para penunggu melakukan acar menyilak ke Kiyai Lebe atau kiyai santri dan ke Pembekel dan tokoh adat agar dia tidak berpegian pada hari jum’atnya, setelah itu para penunggu melakukan proses mengosap atau jiarah ke makam yang ada di dekat Masjid kuno dengan membawa sembek ( sekapur sirih ) dan air minum,




Sedangkan acara pada pagi hari jum’atnya mulai dari mengundang kiyai lebe untuk memotong hewan najar sperti kerbau, kambing dan ayam. Setelah itu para jama’ah adat melakukan proses memasak baik laki laki maupun perempuan di rumah penunggu dengan menggunakan bahan lokal. Setelah bahan makanan sudah siap saji, maka para toak loak berkumpul di berugak agung untuk melakukan acara puncak yaitu periapan yang di pimpin oleh kiyai lebe atau kiyai santri.




Sebelum acara periapan di mulai maka semua orang yang telah membayar najar itu berkumpul untuk mebawa sampak ( Nare yang terbuat dari kayu yang berisi makanan dan sayur yang di tutup memakai tembolak ) setelah semua sudah siap masing masing orang yang berniat membayar najar menyebutkan niatnya satu persatu artinya najarnya sudah lunas.




Setelah selesai mesilak oleh penunggu baru kiyai membakar kemenyan di lanjutkan dengan pembacaan ayat ayat suci al-quran dan do’a yang di pimpin oleh kiyai lebe, setelah selesai do’a baru acara makan di mulai. Acara terakhir adalah salam salaman dan proses menyembek yang di lakukan oleh penunggu kepada semua jama’ah adat yang hadir pada saat itu artinya acara ngaji makam/ ngaji gubuk sudah selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar